“ Sukses adalah 1 (satu) hal yang tidak dapat
Kita bayar dengan tunai.
Kita harus membayarnya dengan mencicil dan
melakukan pembayaran setiap harinya. “
Sukses adalah sebuah kondisi dimana tujuan yang telah Kita buat tercapai. Terlepas dari apakah tepat waktu ataukah mundur dari waktu yang telah Kita tentukan.
Sukses juga dapat diartikan sebagai kondisi atau situasi dimana kita mampu berada pada keadaan yang berbeda dengan orang kebanyakan secara umum, dan kondisi tersebut merupakan tujuan, impian semua orang.
Dari dua definisi diatas dapat Kita lihat, ternyata Sukses dapat terjadi secara di sengaja, atau bahkan tidak disengaja. Definisi pertama terlihat bahwa “Kesuksesan” yang terjadi adalah hasil dari kerja keras Kita selama ini. Sedangkan definisi kedua lebih menekankan kepada situasi yang tidak Kita minta, tetapi kondisilah yang membuat Kita menjadi “Sukses” dimata orang lain.
Setiap manusia mengalami proses dalam kehidupannya.
Bersemangat dengan tekad yang kuat, mendapatkan manfaat,
Hasil dari apa yang diusahakannya, walaupun terkadang ia juga harus gagal.
Yang terpenting adalah ia sudah berusaha
dan mendapatkan Hikmah dari proses tersebut.
Dalam pencapaian tersebut, tentunya Kita mengalami banyak sekali tantangan dan hambatan dalam mewujudkan Impian atau Tujuan Kita.
Dan bagi sebagian orang, tantangan, hambatan justru dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk meraih “Kesuksesan”. Akibat yang timbul dari sikap ini adalah pesimis, ragu, merasa bersalah, gagal, yang berakibat bahwa ia tidak mau lagi melanjutkan semua proses yang telah ia jalani selama ini.
Ketika Kita ingin memulai proses ini kembali, justru tantangannya semakin berat, karena Emosi Kita sudah jauh menurun kadarnya sejalan dengan waktu yang Kita buang saat kondisi Kita menurun berputus asa.
Namun bagi sebagian orang yang lain, terkadang tantangan, hambatan justru menjadi modal semangat baru, tambahan energi baru ketika mereka jenuh dengan rutinitas yang ada selama proses berlangsung, dan semakin bersemangat dan terus bersemangat seolah-olah mereka ingin proses ini segera berakhir dan mengetahui hasil yang mereka capai.
Hikmah bagai Telaga Suci bagi orang beriman..
Jauh bagi mereka yang buta, Dekat bagi yang mengerti.
Pahit bagi mereka yang Suka, Manis bagi mereka yang Benci Adalah
pangkal dari semua ilmu, yang jauh, dalam, nan sulit dicari,
bagai akar pohon yang kokoh, tegak, lagi tua!
Namun siapakah Kita? Bukankah Kita hanya sebuah Angin ?!
Angin yang mudah beralih tempat, yang mampu menyejukkan,
Namun mampu pula berubah menjadi bencana ?!
Lalu dimanakah Telaga Suci, jika yang nampak hanya Kubangan Najis ?
Ketika Kita memandang kata “Sukses” ini sebagai hasil, maka akan muncul sebuah ambiguitas, dimana hasil yang Kita peroleh ternyata lain dengan rencana Kita, atau bahkan tujuan Kita tercapai, tetapi justru membawa efek negative bagi proses selanjutnya.
Banyak kita lihat disekitar kita, orang-orang yang kita anggap Sukses, padahal apa yang ia raih saat ini, apa yang ia dapatkan saat ini, berlainan jauh, bahkan bertolak belakang dengan apa yang ia harapkan semula.
Dan banyak pula orang-orang lain yang Kita anggap “Gagal”, justru merasa senang, bahagia, dan damai hidupnya, walaupun jelas kondisi itu tidak ia harapkan.
Dengan demikian bukankah saat ini Kita telah kehilangan makna, nilai arti sebenarnya dari sebuah kata “Sukses”?…
Ternyata kata “Sukses” lebih bermakna dan berarti ketika didefinisikan sebagai sebuah “Proses”!
Sukses bukan suatu Egosentris!
Sukses adalah mampu membuat orang lain lebih berarti, dan punya makna (Value).
Bukan mereka yang harus mengerti Kita,
tapi Kita yang harus mengerti kondisi teman-teman Kita,
orang-orang yang Kita sayang,bahkan orang-orang yang Kita benci sekalipun.
Bukankah merubah 1 (satu) orang lebih mudah dibanding
harus merubah Ribuan atau Jutaan Orang ?
Bantu orang lain memahami siapa Kita,
bukan memaksa orang lain untuk mengerti siapa Kita !
Betapa tidak, terlepas dari berhasil atau gagal pada sisi Outputnya, jika Kita menilai kata “Sukses” pada sisi Prosesnya, maka Kita akan lebih mendapatkan gambaran yang Obyektif terhadap Kesuksesan seseorang.
Kita tidak dapat mengatakan seseorang “Sukses”, walaupun secara Kasat mata, Riil, ia memiliki segalanya, tetapi ia mendapatkan semua itu dengan cara yang salah, tidak baik, dan merugikan banyak pihak. Secara hasil ia menang, tetapi secara proses, ia hanya diam ditempat dan tak akan pernah mampu berkembang pada tahap berikutnya. Ia kalah.
Dan Kita tidak dapat mengatakan “Gagal” pada seseoarang, hanya karena hasil yang ia peroleh adalah “Nol”! Justru bisa jadi ia menjadi lebih matang, dewasa, terampil, dan ahli. Hanya saja memang apa yang ia rencanakan dari proses yang ia tempuh selama ini dan kedepannya hingga hasil proses itu tidak tercapai, tetapi yakin, ia akan lebih mantap pada proses selanjutnya.
Maka lebih tepat jika Kesuksesan seseorang itu dinilai, atau dilihat tampak.
Orang dikatakan “Sukses” jika ia mampu mengelola segala Sumber Daya yang ada pada dirinya, pada lingkungannya, dan apa-apa yang tidak ada pada dirinya, menjadi sebuah satu kesatuan hingga ia mampu menghadapi segala Tantangan, Hambatan selama Proses berlangsusng hingga ia mencapai hasil dikemudian hari.
Bukankah Kita merasa lebih wangi ketika Kita berada di Toko Parfum?
Bukankah Kita akan ikut menangis ketika Orang yang Kita Cintai hilang,
pergi dari sisi Kita selamanya?
Dan bukankah Kita akan merasa lebih berarti, berharga, ketika Orang lain dengan Jujur, Tulus mengatakan … Kami menyayangimu!
(sumber gambar: http://donutsncoffee.files.wordpress.com/2009/05/uang-koin.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar